Rabu, 11 Agustus 2010

Liputan ESQ Magazine...



Menebar Peduli di Lereng Semeru

Ada pemandangan yang lain dari biasanya di kawasan lereng gunung Semeru di hari Sabtu (7/8/2010), tepatnya di Desa Wonoagung, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Ratusan warga berduyun-duyun mendatangi acara Bakti Sosial yang dihelat oleh Forum Komunikasi Alumni (FKA) ESQ Korwil Jakarta, FKA ESQ Korwil Jawa Timur, dan Lembaga Kemanusiaan ESQ. Kegiatan sosial ini bertema “Silaturahim Bersama 400 Muallaf dan Dhuafa di Lereng Gunung Semeru.”
Daerah tersebut memang banyak dihuni oleh para mualaf dan kaum dhuafa. Kondisi warga sangat memprihatinkan, karena tiap harinya mereka harus berjuang melawan kemiskinan dan pemurtadan yang gencar terjadi. Hal inilah yang membuat FKA ESQ tergerak membantu warga sekitar lereng gunung Semeru.
Terdapat 400 keluarga muallaf dan dhuafa yang berasal dari beberapa desa yang tersebar di lereng gunung Semeru. Kebanyakan warga bercocok tanam sebagai mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Bantuan yang diberikan terdiri dari: 400 paket sembako untuk 400 keluarga, uang Rp 15.000.000 untuk pembebasan lahan pembangunan Masjid Al Husna, Rp 16.500.000 untuk pemasangan pompa air masjid, 100 mushaf Al Quran, dan 400 mukena. Semua bantuan itu diberikan kepada mereka yang membutuhkan uluran tangan.
Di desa Wonoagung hampir 70% warga sudah dimurtadkan, sehingga yang tersisa tinggal 30%, kata Andri Kurniawan. Andri adalah salah satu alumni ESQ yang memiliki kepedulian terhadap warga lereng gunung Semeru. Ia sudah mengawalinya dengan melakukan dakwah melalui rumah ke rumah di sekitar lereng gunung Semeru.
Andri mengatakan, kemiskinan dan pembekalan agama yang kurang membuat warga jauh dari agama. Karena itu, dirinya tidak tinggal diam dan duduk termenung, tetapi mencoba berdakwah dari rumah ke rumah. Tahap demi tahap dakwahnya sudah mulai diterima dan saat ini sudah terkumpul sebanyak 400 keluarga yang terdiri dari muallaf dan dhuafa.
“Banyak muallaf di sini yang butuh pembinaan. Mudah-mudahan di lereng gunung Semeru ini terwujud harapan kita,” harap Andri.
Dengan bantuan yang terkumpul dari warga sekitar dan FKA ESQ, warga berniat mendirikan Taman Kanak-kanak Islam dan madrasah.
Andri memaparkan, “Kita mencoba mendirikan masjid terlebih dahulu. Selebihnya tanah yang ada akan didirikan TK Islam. Alhamdulillah Masjid Al Husna baru saja selesai dibangun. Mudah-mudahan ini sebagai basis kita untuk membangun kedamaian di lereng gunung Semeru.”
Yang menarik, tanah tempat berdirinya Masjid Al Husna adalah wakaf dari seorang warga yang sebenarnya tergolong kaum dhuafa, Ponidi namanya. Rumah Ponidi tepat berada di samping masjid.
Ponidi, dikenal mempunyai kepedulian sosial terhadap warga sekitarnya yang masih memprihatinkan. “Saya gak punya apa-apa. Tanah ini supaya bisa digunakan untuk ibadah warga dan anak-anak. Saya bersyukur atas kehadiran teman-teman dari Jakarta,” ujarnya.
Sulastri salah satu warga lereng gunung Semeru dari Desa Tamansatrian, sengaja datang berjalan kaki untuk mendatangi bakti sosial yang digagas oleh FKA ESQ. Ia menjelaskan warga lebih banyak merasakan kesusahan hidup sehari-hari. “Alhamdulillah saya merasa terbantu.”
Kegiatan ini dibantu oleh Korda (Koordinator Daerah) 165 Malang, Pasuruan, dan Probolinggo, serta peran aktif dari Fosma (Forum Silaturahmi Mahasiswa) 165 Malang, dan juga salah satu alumni ESQ, Endang Sadi. Bakti sosial ini merupakan pengaplikasian dari nilai 7 Budi Utama ESQ, yaitu “Peduli”.
Ketua FKA ESQ (Forum Komunikasi Alumni ESQ) Bidang Sosial Kemasyarakatan, Lea Irawan mengatakan, pihaknya melakukan ini semata-mata untuk menjalin silaturahmi dengan warga dan juga rasa cinta kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW. Namun yang membuatnya bangga adalah dalam suasana keterbatasan, warga sekitar lereng gunung Semeru masih mempunyai rasa cinta kepada Allah dan Rasulullah.
Lea berharap, “Pertama, dengan kegiatan sosial yang kita lakukan semoga bisa mendukung dan menguatkan keimanan Islam mereka. Kedua, kepada anak-anak yang merupakan generasi penerus, harus ditanamkan penanaman keimanan sejak dini. Ketiga, ke depan kita akan melakukan pembinaan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dibutuhkan oleh mereka.” (tino/sym - www.esqmagazine.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar